Melihat fenomena warga idiot (terbelakang mental) di Desa Karangpatihan Balong Ponorogo melalui salah satu stasiun televisi swasta, dimana dari 5.434 penduduk di desa tersebut, ada sekitar 69 orang mengalami terbelakang mental yang parah dan 16 orang anak yang mengalami kebodohan.
Setiap pendatang yang menghampiri penduduk terbelakang mental dan mencoba berbicara, mereka hanya tersenyum-senyum saja dan tidak menjawab sama sekali setiap pertanyaan yang diajukan. Hal ini menurut Kades Karangpatihan, terjadi pada saat tahun 1963 s/d 1967, terjadi gagal panen di desa tersebut dimana sebahagian besar pekerjaan penduduk desa adalah petani padi.
Pada saat itu, gagal panen akibat hama tikus yang menyerang sawah petani, sehingga membuat mereka mengalami kerugian dan tidak ada pendapatan. Akibatnya, sebahagian besar petani tersebut tidak memiliki uang akibat gagal panen tersebut dimana membuat mereka tidak dapat membeli kebutuhan pokok dan makanan. Akibatnya, para petani dan keluarga mengalami gizi buruk yang parah dan luar biasa, sehingga selama beberapa tahun tersebut mereka hanya makan daun kates adan lamtoro saja.
Ada beberapa penduduk, yang satu keluarganya mengalami keterbelakangan mental tersebut, seperti Ibu Giyem yang memiliki 4 saudara, dimana keempt-empatnya memiliki keterbelakangan mental. Begitu juga dengan seorang Ibu yang memiliki 2 orang anak yang cacat mental tersebut. Usia orang yang keterbelakangan mental parah tersebut di atas 30 tahunan, dimana efek dari kejadian gagal panen tersebut yang terjadi pada tahun 1960 an.
Fenoma Balong ini memang memprihatinkan. Akibat kemiskinan dan gizi buruk yang dialami di daerah Kaki Gunung Balong, Ponorogo,Jawa Timur, dari 5000 penduduk di desa ini, 111 diantaranya mengalami keterbelakangan mental atau yang dikenal awam sebagai idiot. Menurut kepala desa Karang Patiha, Balong, hal ini sudah terjadi selama berpuluh puluh tahun. Ini membuat desa ini dikenal sebagai Desa Idiot.
Sayangnya, banyak warga yang tidak mampu mengobati atau memeriksakan kesehatan mereka akibat keterbatasan dana dan kemiskinan. Jangankan untuk berobat, banyak warga Kaki Gunung Balong ini yang sehari-hari hanya makan singkong kering atau gaplek.
Mayoritas warga idiot karena gizi buruk ini berusia 40 tahun ke atas. Sebagian kecil lainnya adalah warga dengan usia balita hingga 30-an tahun. Dari total 1.756 KK penduduk yang tercatat dalam statistik Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, 1.203 KK diantaranya hidup dibawah garis kemiskinan.
Selain di Desa Karangpatihan, ada juga Desa Pandak, Kecamatan Balong, Ponorogo. Di desa tersebut , dari 3.800 penduduknya, sekitar 60 persen warga desa tersebut sangat miskin. Bahkan, 53 di antaranya, mengalami keterbelakangan mental (idiot).
Setiap pendatang yang menghampiri penduduk terbelakang mental dan mencoba berbicara, mereka hanya tersenyum-senyum saja dan tidak menjawab sama sekali setiap pertanyaan yang diajukan. Hal ini menurut Kades Karangpatihan, terjadi pada saat tahun 1963 s/d 1967, terjadi gagal panen di desa tersebut dimana sebahagian besar pekerjaan penduduk desa adalah petani padi.
Pada saat itu, gagal panen akibat hama tikus yang menyerang sawah petani, sehingga membuat mereka mengalami kerugian dan tidak ada pendapatan. Akibatnya, sebahagian besar petani tersebut tidak memiliki uang akibat gagal panen tersebut dimana membuat mereka tidak dapat membeli kebutuhan pokok dan makanan. Akibatnya, para petani dan keluarga mengalami gizi buruk yang parah dan luar biasa, sehingga selama beberapa tahun tersebut mereka hanya makan daun kates adan lamtoro saja.
Ada beberapa penduduk, yang satu keluarganya mengalami keterbelakangan mental tersebut, seperti Ibu Giyem yang memiliki 4 saudara, dimana keempt-empatnya memiliki keterbelakangan mental. Begitu juga dengan seorang Ibu yang memiliki 2 orang anak yang cacat mental tersebut. Usia orang yang keterbelakangan mental parah tersebut di atas 30 tahunan, dimana efek dari kejadian gagal panen tersebut yang terjadi pada tahun 1960 an.
Fenoma Balong ini memang memprihatinkan. Akibat kemiskinan dan gizi buruk yang dialami di daerah Kaki Gunung Balong, Ponorogo,Jawa Timur, dari 5000 penduduk di desa ini, 111 diantaranya mengalami keterbelakangan mental atau yang dikenal awam sebagai idiot. Menurut kepala desa Karang Patiha, Balong, hal ini sudah terjadi selama berpuluh puluh tahun. Ini membuat desa ini dikenal sebagai Desa Idiot.
Sayangnya, banyak warga yang tidak mampu mengobati atau memeriksakan kesehatan mereka akibat keterbatasan dana dan kemiskinan. Jangankan untuk berobat, banyak warga Kaki Gunung Balong ini yang sehari-hari hanya makan singkong kering atau gaplek.
Mayoritas warga idiot karena gizi buruk ini berusia 40 tahun ke atas. Sebagian kecil lainnya adalah warga dengan usia balita hingga 30-an tahun. Dari total 1.756 KK penduduk yang tercatat dalam statistik Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, 1.203 KK diantaranya hidup dibawah garis kemiskinan.
Selain di Desa Karangpatihan, ada juga Desa Pandak, Kecamatan Balong, Ponorogo. Di desa tersebut , dari 3.800 penduduknya, sekitar 60 persen warga desa tersebut sangat miskin. Bahkan, 53 di antaranya, mengalami keterbelakangan mental (idiot).
No comments:
Post a Comment