Staf pengajar Fakultas Keperawatan dan Komunitas Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Setiawan, memperkenalkan pengobatan stroke dengan cara terapi komplementer salat. "Alhamdullilah kesembuhan pasien menggunakan metode pengobatan dan shalat kesembuhannya mencapai 90 hingga 97 persen," terangnya dalam seminar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes), Bengkulu, belum lama ini.
Menurutnya, dunia kesehatan dan pengobatan dewasa ini banyak memadukan antara medis dan pendekatan spiritual, dengan beberapa penelitian yang dilakukan para ilmuwan ada korelasi antara salat tahajjud terhadap kekebalan tubuh.
"Para ilmuwan asing meyakini pendekatan spiritual memengaruhi secara signifikan. Gerakan salat dapat mempengaruhi kinerja darah ke otak dan ini sangat berguna bagi kesehatan terutama dalam meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit," tambahnya.
Dalam keilmuwan, bangun pada malam hari berwudu dan melaksanakan salat akan memicu energi positif dari beberapa molekul penting yang ada di air dan tubuh. "Salat khusyuk itulah catatannya karena hubungan langsung dengan sang pencipta, memicu konsentrasi otak," jelasnya.
Selain salat, dia juga memperkenalkan beberapa metode pengobatan yang telah dilakukannya secara eksperimen di lembaga pendidikan Unpad. Dikatakannya ada 10 metode pengobatan yang ia lakukan diantaranya, anatomi fisiologi, aroma terapi bunga, pijat, akupuntur, terapi lingkungan, terapi air, sistem totok, hipnotis dan bio energi.
Hingga saat ini ia telah membuka beberapa tempat pengobatan terapi komplementer hasil riset yang ia lakukan di lembaga Unpad tidak hanya stroke bahkan mencakup 120 jenis penyakit lainnya. "Ilmu ini unik, perpaduan antara intelektual dan spiritual penting dan jarang didapat mahasiswa," ungkap Lidya salah seorang mahasiswa peserta seminar.
Gerakan Salat Lenturkan Saraf Tubuh
Kalau saja pesan salat bisa kita terapkan dalam pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, tentu hasil kinerjanya akan optimal dan berkualitas. Dampak positif lain dari salat juga mendatangkan kesehatan. Jika kita perhatikan dan rasakan dalam gerakan-gerakan salat, dari mulai takbir mengangkat kedua tangan, ruku, sujud, duduk dan gerakan lainnya, jaringan saraf tubuh akan tetap lentur dan rileks.
Dari banyak penelitian, sujud misalnya mampu membebaskan otak saraf dari kegelisahan, rasa resah dan tekanan kejiwaan. Kepasrahan yang dilakukan orang yang sujud membuat otak dan saraf menjadi tenang dan terasa kosong. Seorang yang salat telah berbagi keresahan dan kegelisahan hidupnya kepada Tuhannya sehingga akan terasa ringan.
Dengan ucapan dan gerakan salat kita dapat menyatukan antara hati pikiran dan gerak untuk mencapai khusyuk. Mengapa tahajud pada waktu malam sangat ditekankan? Karena dalam keheningan malam itu kita akan merasakan kedekatan dengan Tuhan.
Setiap gerakan salat adalah bahasa ritual, sejak dari mengangkat tangan, membungkukkan badan, sampai menundukkan kepala ke tanah. Semuanya itu, kalau saja dihayati dengan mendalam, jauh lebih ekspresif ketimbang ucapan seribu kata.
Ketika seorang muslim bersujud dengan khusyuk menundukkan kepala dan menempelkan dahinya ke tanah, maka rangkaian kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan perasaan hatinya ketika bersimpuh menghadap Tuhan.
Dengan demikian seseorang yang salat dengan tertib dan khusyuk akan mampu membuat dirinya dalam keyakinan tinggi untuk menjalani hidup serta kepasrahan tulus atas semua ketentuan Tuhan. Hidup akan tetap optimistis karena selalu dekat dengan Tuhan.
Artikel terkait:
1. Khitan Bisa Mencegah HIV
2. Kopi Lindungi Kanker...?
3. Deteksi Risiko Stroke dari Gigi
Menurutnya, dunia kesehatan dan pengobatan dewasa ini banyak memadukan antara medis dan pendekatan spiritual, dengan beberapa penelitian yang dilakukan para ilmuwan ada korelasi antara salat tahajjud terhadap kekebalan tubuh.
"Para ilmuwan asing meyakini pendekatan spiritual memengaruhi secara signifikan. Gerakan salat dapat mempengaruhi kinerja darah ke otak dan ini sangat berguna bagi kesehatan terutama dalam meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit," tambahnya.
Dalam keilmuwan, bangun pada malam hari berwudu dan melaksanakan salat akan memicu energi positif dari beberapa molekul penting yang ada di air dan tubuh. "Salat khusyuk itulah catatannya karena hubungan langsung dengan sang pencipta, memicu konsentrasi otak," jelasnya.
Selain salat, dia juga memperkenalkan beberapa metode pengobatan yang telah dilakukannya secara eksperimen di lembaga pendidikan Unpad. Dikatakannya ada 10 metode pengobatan yang ia lakukan diantaranya, anatomi fisiologi, aroma terapi bunga, pijat, akupuntur, terapi lingkungan, terapi air, sistem totok, hipnotis dan bio energi.
Hingga saat ini ia telah membuka beberapa tempat pengobatan terapi komplementer hasil riset yang ia lakukan di lembaga Unpad tidak hanya stroke bahkan mencakup 120 jenis penyakit lainnya. "Ilmu ini unik, perpaduan antara intelektual dan spiritual penting dan jarang didapat mahasiswa," ungkap Lidya salah seorang mahasiswa peserta seminar.
Gerakan Salat Lenturkan Saraf Tubuh
Kalau saja pesan salat bisa kita terapkan dalam pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, tentu hasil kinerjanya akan optimal dan berkualitas. Dampak positif lain dari salat juga mendatangkan kesehatan. Jika kita perhatikan dan rasakan dalam gerakan-gerakan salat, dari mulai takbir mengangkat kedua tangan, ruku, sujud, duduk dan gerakan lainnya, jaringan saraf tubuh akan tetap lentur dan rileks.
Dari banyak penelitian, sujud misalnya mampu membebaskan otak saraf dari kegelisahan, rasa resah dan tekanan kejiwaan. Kepasrahan yang dilakukan orang yang sujud membuat otak dan saraf menjadi tenang dan terasa kosong. Seorang yang salat telah berbagi keresahan dan kegelisahan hidupnya kepada Tuhannya sehingga akan terasa ringan.
Dengan ucapan dan gerakan salat kita dapat menyatukan antara hati pikiran dan gerak untuk mencapai khusyuk. Mengapa tahajud pada waktu malam sangat ditekankan? Karena dalam keheningan malam itu kita akan merasakan kedekatan dengan Tuhan.
Setiap gerakan salat adalah bahasa ritual, sejak dari mengangkat tangan, membungkukkan badan, sampai menundukkan kepala ke tanah. Semuanya itu, kalau saja dihayati dengan mendalam, jauh lebih ekspresif ketimbang ucapan seribu kata.
Ketika seorang muslim bersujud dengan khusyuk menundukkan kepala dan menempelkan dahinya ke tanah, maka rangkaian kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan perasaan hatinya ketika bersimpuh menghadap Tuhan.
Dengan demikian seseorang yang salat dengan tertib dan khusyuk akan mampu membuat dirinya dalam keyakinan tinggi untuk menjalani hidup serta kepasrahan tulus atas semua ketentuan Tuhan. Hidup akan tetap optimistis karena selalu dekat dengan Tuhan.
Artikel terkait:
1. Khitan Bisa Mencegah HIV
2. Kopi Lindungi Kanker...?
3. Deteksi Risiko Stroke dari Gigi
No comments:
Post a Comment